Cut Nyak Dhien akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana, beliau dirawat dan penyakitnya mulai membaik. Keberadaan dari Cut Nyak Dhien yang dianggap oleh Belanda masih memberikan pengaruh kuat pada perlawanan rakyat Aceh dan hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuat beliau kemudian diasingkan ke daerah Sumedang. Cut Nyak Dhien akhirnya wafat pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di daerah Gunung Puyuh, Sumedang. Nama Cut Nyak Dhien pada masa kini diabadikan sebagai Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya di Meulaboh.
- Sultan Thaha Syaifuddin
Sultan Thaha Saifuddin lahir di Tanah Pilih, Kesultanan Jambi, 1816 dan wafat di Betung Bedarah, Tebo, 26 April 1904. Beliau merupakan seorang sultan terakhir dari Kesultanan Jambi pada 1855 sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau dilahirkan di Keraton Tanah pilih Jambi pada pertengahan tahun 1816. Saat kecil, beliau kerap dipanggil Raden Thaha Ningrat serta bersikap layaknya seorang bangsawan yang rendah hati dan senang bergaul dengan rakyat biasa.
Sultan Thaha Syaifuddin menolak untuk memperbarui perjanjian yang diberlakukan pada para pendahulunya oleh pihak Belanda, yang melakukan invasi Jambi pada tahun 1858 serta memberlakukan serangkaian peraturan di bawah kendali Belanda, memerintah sebagian besar kesultanan hingga tahun 1899. Beliau, dengan berbagai cara, terus mengklaim kesultanan serta menguasai bagian-bagiannya yang sulit dijangkau hingga pada akhirnya, beliau dibunuh oleh tentara Belanda.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.