Oleh REZKYA AFRIL*
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit kita mendengar kisah orang yang bekerja keras hingga kehabisan tenaga, namun pada akhirnya justru orang lain yang menikmati hasilnya. Dalam budaya Minangkabau, situasi semacam ini digambarkan dalam peribahasa bak mamaga karambia condong, aka dek awak buah dek urang. Perumpamaan ini melukiskan seseorang yang bersusah payah menjaga dan menanti buah kelapa jatuh, tetapi ketika buah itu akhirnya jatuh, justru orang lain yang datang mengambilnya. Ungkapan tersebut menyiratkan kenyataan yang masih sering terjadi. Kita berjuang, namun hasilnya dinikmati oleh orang lain.
Fenomena ini tampak jelas di banyak aspek kehidupan modern. Dalam dunia kerja misalnya, tak sedikit pegawai atau staf yang berjibaku menyelesaikan proyek penting. Mereka begadang demi menyusun laporan, mencari data dari pagi hingga malam. Namun, ketika proyek itu selesai dan dipresentasikan, yang mendapat pujian adalah atasan. Ia duduk tenang di balik meja, bahkan terkadang tidak benar-benar memahami proses teknis yang dilalui. Ia tampil sebagai pahlawan, sementara mereka yang bekerja keras tetap tersembunyi di balik layar.
Ketimpangan seperti ini disebut sebagai bentuk ketidakadilan struktural oleh Dr. Ida Ruwaida, sosiolog dari Universitas Indonesia. Menurutnya, dalam banyak organisasi, kerja keras individu sering kali dikaburkan oleh struktur hierarki yang lebih mengedepankan posisi dan kekuasaan dibanding kontribusi nyata. Realitas ini tidak hanya terjadi di kantor atau ruang akademik. Laporan Oxfam tahun 2023 menunjukkan bahwa satu persen orang terkaya di dunia menguasai hampir separuh kekayaan global. Sementara itu, jutaan pekerja hanya mendapat sebagian kecil dari nilai kerja mereka. Laporan yang sama menyoroti bahwa di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, buruh tani dan pekerja informal sering kali menjadi pihak yang paling dirugikan dalam sistem ekonomi yang timpang.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.