Dikatakan, dua bulan ke depan bulan suci Ramadan, sedangkan ratusan warga masih tinggal di tenda darurat. Kami juga
meminta agar pelaksanaan pembangunan rumah untuk para korban gempa dapat terbuka dan transparan.
“Mengingat bulan suci Ramadan semakin dekat, kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat untuk dapat segera menyelesaikan rumah bantuan tersebut,” tegasnya.
Setelah menyampaikan orasi, peserta unjuk rasa ditawarkan untuk mengutus perwakilan untuk duduk bersama dan bertemu di Kantor Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) untuk membicarakan apa yang menjadi tuntutan itu.
Sementara, Kepala Badan Kesbangpol Pasaman Barat Devi Irawan mengatakan,
Bapak Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah beserta jajarannya tidak berada di kantor, karena sedang melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Pasaman Barat ini
“Para pimpinan sedang tugas luar sehingga tidak bisa bertemu dan alangkah baiknya kita bicarakan di kantor Kesbangpol dengan perwakilan,” katanya.
Mendengar hal tersebut, para peserta unjuk rasa tidak bersedia dan tetap ingin bertemu langsung dengan Bupati atau Wakil Bupati.
“Kami ingin bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati apapun itu alasannya. Jika tidak bisa saat ini, kami akan tetap menunggunya sampai malam. Kalau perlu kami akan bermalam di halaman Kantor Bupati ini sampai bertemu dengan Bupati atau Wakil Bupati,” tegas Mashendy.
Setelah menyampaikan apa yang menjadi tuntutannya, para peserta membubarkan diri untuk melaksanakan sholat dzuhur dan akan melanjutkan kembali aksi unjuk rasa nantinya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.