Sebenarnya, belum ada studi terkait hal tersebut. Penelitian yang ada hanya menunjukkan korelasi antara latihan lompat (plyometric) dengan peningkatan kepadatan mineral tulang pada remaja. Seperti penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One tahun 2017.
Penelitian ini melibatkan 176 gadis Hong Kong. Terbukti bahwa lompat tali secara teratur bisa meningkatkan kepadatan tulang di ekstremitas (anggota gerak) bawah. Sementara itu, kepadatan tulang itu sendiri berkaitan dengan penurunan risiko osteoporosis di masa depan.
- Mitos: faktor genetik adalah satu-satunya penentu tinggi badan
Jangan patah semangat bila kita terlahir dari keluarga dengan tinggi badan rata-rata. Faktanya, faktor genetik bukan satu-satunya penentu tinggi badan kita! Dilansir MedlinePlus, para ilmuwan memperkirakan sekitar 80 persen tinggi seseorang ditentukan oleh urutan DNA yang mereka warisi.
Artinya, 20 persen sisanya ada dalam kendali kita! Mengutip Firstpost, faktor lainnya yang menentukan tinggi badan ialah gaya hidup sehat, diet seimbang, olahraga teratur, cukup tidur, menerapkan postur tubuh yang benar, dan keseimbangan hormonal tubuh.
- Mitos: minum kopi bisa menghambat tinggi badan
Berkebalikan dengan susu, kopi dianggap memengaruhi tinggi badan secara negatif. Dilansir Harvard Health Publishing, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang valid bahwa kopi bisa menghambat pertumbuhan seseorang.
Faktanya, mengutip American Bone Health, kafein memang bisa mengurangi penyerapan kalsium, sekitar 4 mg kalsium per cangkir kopi. Namun, ini bisa ditangkis dengan menambahkan susu ke kopi.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.