PADANG (SumbarFokus)
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Pemerintah Daerah (Pemda), dan Perum BULOG terus memperkuat pengendalian inflasi pangan di daerah itu, khususnya menjelang akhir tahun 2025 ini. Upaya tersebut dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), Pasar Murah, dan penyaluran Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga harga kebutuhan pokok tetap terjangkau masyarakat.
Kepala KPw BI Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram mengatakan, instansinya bersinergi dengan Pemda dan instansi terkait untuk menekan harga pangan agar stabil.
“Kami terus mendorong harga pangan bisa turun melalui penetapan titik pasokan dan program GPM di kabupaten/kota,” ujar Majid saat Media Briefing Pengendalian Inflasi Sumbar, di Padang, Selasa (30/9/2025).
Majid menjelaskan, perkembangan inflasi Sumbar hingga Agustus 2025 mencapai 2,59 persen (ytd), masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional. Laju inflasi dipengaruhi oleh beberapa komoditas pangan, khususnya cabai merah, bawang merah, dan telur ayam ras.
Menurut Majid, kondisi komoditas bawang merah sudah kembali normal setelah sebelumnya mengalami penurunan pasokan. Sementara, cabai merah keriting masih mengalami lonjakan harga karena virus yang mempengaruhi produksi secara nasional. Harga cabai kini berkisar Rp70–100 ribu per kilogram, berbeda-beda di tiap kabupaten/kota.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumbar Iqbal Rama Dipayana menambahkan, pihaknya terus memperluas kerja sama antar daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dia mengungkap, beberapa hari lalu pihaknya mendatangkan cabai merah dari Magelang, Jawa Tengah.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.