KABUPATEN SOLOK (SumbarFokus)
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendorong penerapan smart farming di Kabupaten Solok melalui penyerahan alat Rapid Soil Check kepada petani di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Sabtu (11/10/2025).
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar Andy Setyo Biwado mengatakan, dukungan ini menjadi bagian dari langkah BI memperkuat efisiensi dan produktivitas pertanian, khususnya untuk bawang merah dan cabai yang menjadi komoditas penyumbang inflasi utama di Sumbar.
“Dengan alat ini, petani dapat mengetahui kondisi unsur hara tanah secara cepat dan akurat. Dari situ mereka bisa menyesuaikan dosis pupuk sesuai kebutuhan lahan. Jadi, ini bagian dari penerapan smart farming yang sudah mulai berjalan di Solok,” ujar Andy.
Dia menambahkan, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan produksi bawang merah dan cabai di Lembah Gumanti sudah kembali stabil setelah sempat terganggu kemarau panjang.
“Sekarang produksinya cukup banyak. Harga di tingkat petani juga turun dari Rp80 ribu menjadi sekitar Rp55 ribu per kilogram. Harapannya, dengan kondisi yang kembali normal, inflasi Sumbar bisa ikut melandai,” katanya.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Imran Syahrial menjelaskan, Kabupaten Solok telah ditetapkan sebagai sentra penghasil bawang merah untuk wilayah Sumatera bagian tengah sejak 2016.
“Kami punya varietas unggulan lokal, SS Sakato, yang dilepas oleh Kementerian Pertanian tahun 2017. Ini salah satu kunci peningkatan produksi dan menjaga kontinuitas panen di Solok,” ujarnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.