PADANG (SumbarFokus)
Memasuki era digital, sistem transaksi berbasis digital di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram mengungkapkan, penggunaan transaksi digital memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi, terutama dalam mempermudah pelaku UMKM.
“Transaksi digital semakin berkembang dan membawa manfaat bagi para pelaku usaha. Namun, penerapannya masih perlu didukung oleh fasilitas infrastruktur digital yang memadai,” ujar Majid.
Berdasarkan data BI Sumbar, Kota Padang menjadi wilayah dengan kesiapan infrastruktur dan ekosistem digital tertinggi, mencapai 71,28 persen. Sementara, Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat persentase kesiapan digital terendah, yaitu hanya 37,34 persen.
Dalam hal akses dan adopsi digital, kondisi di Sumbar relatif merata. Kabupaten Padang Pariaman mencatat persentase adopsi tertinggi sebesar 67,76 perawn, sementara Kabupaten Sijunjung memiliki persentase terendah, yaitu 58,57 persen.
Sedangkan untuk pengaplikasian sistem pembayaran digital di Sumbar juga semakin baik, sebagaimana terlihat dari tren peningkatan jumlah pengguna dan merchant QRIS.
Sejak tahun 2022 hingga saat ini, jumlah merchant QRIS meningkat sebesar 23,7 persen, sementara jumlah pengguna mengalami pertumbuhan sebesar 39,3 persen.
Lebih lanjut, transaksi QRIS di Sumbar mengalami lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan 214 persen year on year, dalam periode 2022 hingga 2024.
Kota Padang menjadi daerah dengan adopsi sistem pembayaran digital paling optimal, dengan rasio volume transaksi per jumlah penduduk mencapai 31,83 transaksi, disusul oleh Bukittinggi dengan 22,44 transaksi.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.
