KABUPATEN SOLOK (SumbarFokus)
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) turun langsung ke lapangan memantau kondisi produksi bawang merah dan cabai di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pasokan pangan dan menekan laju inflasi di daerah.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar Andy Setyo Biwado mengatakan, kunjungan lapangan ini penting mengingat komoditas cabai merah dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi di Sumbar dalam beberapa bulan terakhir.
“BI lebih concern ke masalah inflasi. Pada September lalu, inflasi Sumbar tercatat 3,4 persen, sudah hampir menyentuh batas atas target nasional sebesar 3,5 persen. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga cabai dan bawang merah,” ujar Andy, saat meninjau area pertanian hortikultura di Sungai Nanam, Sabtu (11/10/2025) pagi itu.
Dia menyebut, pantauan di lapangan menunjukkan bahwa produksi kedua komoditas tersebut mulai membaik setelah sebelumnya terganggu akibat kemarau panjang.
“Sekarang produksi cukup banyak. Harga di tingkat petani sudah turun dari Rp80 ribu menjadi sekitar Rp55 ribu per kilogram. Harapannya, dengan kondisi produksi yang kembali normal, inflasi Sumbar bisa kembali melandai,” katanya.
Kunjungan BI turut didampingi Dinas Pertanian Kabupaten Solok. Dari data yang disampaikan dinas setempat, produksi bawang merah di Kabupaten Solok pada Oktober 2025 mencapai 22.183 ton, dan akan meningkat pada November menjadi 23.037 ton. Sementara produksi cabai juga naik dari 2.772 ton di Oktober menjadi 3.750 ton di November.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.