Dia juga menekankan pentingnya efisiensi dalam alokasi belanja daerah, dengan memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan memiliki dampak nyata bagi masyarakat.
Annisa mendorong setiap OPD untuk lebih kreatif dalam mencari sumber pendanaan alternatif seperti skema kerja sama dengan pihak swasta melalui Public Private Partnership (PPP) serta memanfaatkan peluang dana hibah dan investasi.
Persoalan tantangan pembangunan Kabupaten Dharmasraya makin rumit manakala Kabupaten Dharmasraya tidak masuk dalam RPJM Nasional Tahun 2025-2030. Padahal, masuknya Dharmasraya dalam RPJM Nasional sangat penting untuk menjadi landasan kuat dalam meraih dana-dana pusat.
“Tanpa dukungan kebijakan nasional, Dharmasraya harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan sumber pendanaan pembangunan yang lebih besar”, ungkapnya.
Namun ditengah kerumitan yang sedang melanda, Annisa tetap optimis dengan keadaan yang ada. Ia menilai bahwa Kabupaten Dharmasraya ditopang oleh sektor ekonomi yang kuat, yakni perkebunan, perdagangan, dan sumber daya alam yang melimpah. Dengan tim yang solid, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya yakin tantangan ini akan dapat dilewati dengan baik.
Dirinya berharap Musrenbang kali ini bukan hanya seremonial belaka, di mana pihak yang terlibat pasif dan hanya mengikuti alur yang ada. Ke depan Ia menginstruksikan OPD untuk mengutamakan program dan kegiatan yang menyentuh masyarakat secara langsung, dan menjalankan prinsip efisiensi sebagaimana diatur dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
Musrenbang RKPD dan Konsultasi Publik RPJMD 2025-2030 ini menjadi momentum strategis dalam menyusun arah kebijakan pembangunan Kabupaten Dharmasraya lima tahun ke depan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.