Dari Solar ke Listrik: Yon Harmen Buktikan Ekonomi Bangkit dengan Electrifying Agriculture PLN

Pemilik Huller Nadira, Yon Harmen (51), memperlihatkan beras Caredek, hasil dari penggilingan huller-nya. (Foto: SISCA OS/SumbarFokus.com)

KABUPATEN SOLOK (SumbarFokus)

Di sebuah sudut pelosok Sumatera Barat, tepatnya di Jorong Batu Palano, Kenagarian Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, deru mesin huller berpadu dengan aroma padi yang baru saja dipanen. Tempat ini jauh dari riuh kota. Jalanan berliku menuju perbukitan seolah menjadi saksi bagaimana geliat ekonomi desa perlahan tapi pasti menggeliat. Dari jorong yang sederhana ini, lahir sebuah kisah inspiratif tentang keberanian seorang pengusaha kecil menengah untuk mengambil langkah berbeda.

Bacaan Lainnya

Adalah Yon Harmen (51), pemilik Huller Listrik Nadira, yang memutuskan untuk beralih dari penggunaan solar ke listrik PLN dalam menggerakkan mesin penggilingan padinya. Keputusan yang awalnya penuh pertimbangan itu kini terbukti menjadi langkah tepat yang mengubah jalannya usaha sekaligus memberi warna baru bagi perekonomian setempat.

Bertahun-tahun Yon mengandalkan solar untuk menjalankan mesin huller-nya. Setiap hari, setidaknya ia harus menyiapkan 33 liter solar, dengan biaya sekitar Rp330.000. Jika dihitung selama lima hari kerja, jumlahnya mencapai lebih dari Rp1,6 juta. Biaya itu baru sekadar untuk bahan bakar, belum termasuk ongkos operasional lain.

Yon Harmen memperlihatkan beras hasil gilingan mesin menggunakan listrik kepada Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumbar Yesi Yuliani. (Foto: SISCA OS/SumbarFokus.com)

Masalah lain yang tak kalah menyulitkan adalah akses solar itu sendiri. Di pelosok, mendapatkan solar tidaklah mudah. Kadang ia harus berkeliling mencari, atau menunggu pasokan datang.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait