Dari Tarusan ke Toga Wisuda: Perjalanan Panjang Fardianto

Fardianto. (Foto: Ist./SumbarFokus.com)

Namun perjalanan itu tak selalu tenang. Ada masa ketika kuliah terasa berat, tugas menumpuk, sementara kebutuhan hidup mendesak. Ada pula waktu ketika rasa lelah dan ragu datang bersamaan. Tapi setiap kali ingin menyerah, Fardi selalu teringat wajah orang tuanya di kampung, yang dengan sederhana berdoa di setiap malam agar anaknya kuat menghadapi hidup.

Dan benar, waktu akhirnya berpihak pada mereka yang bertahan.
Setelah lima setengah tahun menempuh pendidikan, melewati banyak rintangan dan keraguan, Fardianto resmi menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.). Ia membuktikan bahwa mimpi anak kampung bukan hal mustahil, selama ada niat yang tulus dan usaha yang tak kenal henti.

Bacaan Lainnya

Hari wisuda itu menjadi simbol kemenangan—bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi semua orang yang pernah diremehkan karena latar belakangnya.
Dengan toga di bahu dan senyum lega di wajah, ia menepis semua anggapan bahwa anak Tarusan tak bisa berdiri di panggung akademik. Kini, anak yang dulu dianggap tak mungkin lulus kuliah itu, justru menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Selamat meraih gelar sarjana, Uda Fardianto, S.I.Kom.,” ungkap rekan-rekannya sesama jurnalis dengan bangga.
Perjalanan panjang dari Tarusan menuju toga wisuda akhirnya selesai. Tapi seperti yang diyakini Fardi, ini bukan akhir. Ini hanyalah babak baru—awal dari perjalanan berikutnya untuk menulis lebih banyak kisah, bukan hanya dengan pena, tapi dengan makna perjuangan hidupnya sendiri. (000/003)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait