”Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan hydropower sebesar 25,3 GW, dan juga 6,7 gigawatt dari geothermal. Kami juga merancang dan mengembangkan smartgrid yang canggih, sehingga kita mampu menambah 28 GW dari tenaga surya dan angin,” ungkap Darmawan.
Transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia tutur Darmawan karena akan menyediakan energi berkelanjutan untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, mengentaskan kemiskinan namun pada saat yang sama, menjaga lingkungan.
Namun demikian, upaya besar ini tidak akan mampu dijalankan sendiri, melainkan dengan kolaborasi. Darmawan pun mengajak China Three Gorges (CTG) dan Sarawak Energy Berhad untuk menggali potensi kerja sama dalam mengakselerasi transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE).
”Sekali lagi, PLN tidak akan mampu melakukan hal ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah melalui kolaborasi. Izinkan saya menyimpulkan, di masa lalu PLN sebagai perusahaan listrik nasional Indonesia, tugas utama kami dulu adalah menyediakan listrik, namun saat ini tugas utama kami adalah menjaga lingkungan sedangkan listrik adalah produk utama kami,” tandas Darmawan.
President of China Three Gorges (CTG), Han Jun menyambut baik perhelatan World Hydropower Congress di Indonesia kali ini. Menurutnya hubungan bilateral antara Indonesia dan China telah terjalin secara holistik dan telah memberi manfaat bagi kedua negara dan perusahaan-perusahaan di Asia. Dirinya optimis pertemuan dengan PLN ini merupakan titik awal peningkatan kerja sama antara kedua belah pihak.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.