Tidak hanya menhir, Nagari Maek juga terdapat bekas kawah merapi aktif yang meletus jauh sebelum terbentuknya Danau Toba. Itu ditemukan saat Dinas Kebudayaan Sumbar saat mengadakan penelitian dengan UNP pada 2005 lalu. Di sini juga ditemukan bekas pelabuhan aktif, oleh sebab itu Maek harus menjadi tempat pariwisata khusus dengan pangsa pasar yang berbeda, yaitu arkeologi.
Supardi berpesan kepada masyarakat Maek agar memanfaatkan potensi yang ada di nagari itu untuk dinikmati oleh pengunjung. Masyarakat juga diminta untuk dapat membangun narasi kepada pengunjung agar tertarik datang serta tinggal lama di Nagari Maek yang punya sekitar 1200 Menhir tersebut.
“Artinya, kita masyarakat harus ramah terhadap tamu-tamu yang datang berkunjung. Yang paling penting sekali adalah kita jangan sampai kehilangan jati diri kita sebagai masyarakat yang berbudaya dan beradab. Sebab, itulah yang akan kita jual kepada mereka,” tuturnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Gubernur Sumbar diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Jeffrinal Arifin, Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra, Pj. Wali Kota Payakumbuh Suprayitno, Forkopimda, Wali Nagari se-Kecamatan Bukik Barisan, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan tamu undangan lainnya. Acara Maek Festival digelar 17 hingga 20 Juli 2024.
Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPRD Sumbar yang telah sukses melaksanakan Maek Festival 2024 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Sumbar.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.