“Keadaan seperti ini, tentu menjadi catatan penting terhadap target kinerja pemerintah kota tahun 2024 mendatang. Besarnya belanja APBD dikisaran Rp2,368 triliun,” ungkap Pun Ardi.
Sementara Pendapatan Asli Daerahnya hanya di angka Rp706,8 miliar m, maka tentu kota Padang perlu melakukan terobosan untuk meningkatkan PAD. Namun di sisi lain tidak membebankan masyarakat.
“Caranya tentu dengan mengenjot investasi daerah melalui PMA dan PMDN, sehingga bisa mengangkat ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja dan sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat daerah,” cakapnya.
Dikatakan Pun Ardi, dikarenakan keyakinan pendapatan daerah yang under-estimate dari target RPJMD 2019-2024, dari awalnya Rp1 triliun-an menjadi Rp706,8 miliar atau defisit target sebesar Rp293,2 Milyar.
“Maka bisa dipastikan bahwa Belanja Daerah tahun 2024 secara dominan hanya bisa untuk memenuhi aktivitas rutin pemerintah, yang semuanya tergambar pada membengkaknya belanja operasi sebesar 2,201 Trilyun, dimana lebih dari separohnya adalah untuk Belanja/gaji Pegawai,” pungkasnya.
Dijelaskan, ini berbanding terbalik dengan alokasi belanja pembangunan hanya sebesar Rp155,8 miliar atau sebesar 6,58 persen terhadap total belanja.
“Rendahnya belanja infrastruktur daerah ini tentu memprihatinkan kita semua, ditengah banyaknya kebutuhan pembiayaan pembangunan untuk menyelesaikan permasalahan banjir, perbaikan jalan, pengawasan lingkungan hidup, permasalahan transpotasi kota, penanggulangan kemiskinan, pemenuhan layanan dasar, dan lain-lain,” katanya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





