KUB Bank Sampah Pasia Nan Tigo mengelola Bank Sampah Mandiri dengan konsep waste of zero, yaitu mengembangkan kerajinan daur ulang melalui pengelolaan sampah produktif dan non-produktif sehingga menjadi produk-produk layak pakai atau produk-produk bernilai rupiah, hingga penukaran dengan voucher pembayaran listrik PLN.
Menurut Maivita, gerakan-gerakan mengumpulkan sampah sebaiknya menjadi budaya yang terus digalakkan. Apalagi mengingat sampah menjadi persoalan yang dihadapi hampir oleh seluruh kawasan di Indonesia maupun global.
‘’Sampah merupakan masalah hampir di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. National Geographic melaporkan masing-masing kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Pada tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah hingga 2,2 miliar ton,’’ papar Maivita.
Maivita yakin, gerakan-gerakan lingkungan di bidang pengelolaan sampah dapat membantu memperbaiki keadaan-keadaan tersebut. Dimulai dari gerakan kecil, masing-masing individu dapat membantu permasalahan sampak yang merupakan permasalahan krusial yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Bank Sampah Pasie Nan Tigo yang beralamat di RT 02 RW 1 Pasie Sabalah Kec Koto Tangah Kota Padang ini sendiri, ungkap Maivita, dibentuk sejak Januari 2020 lalu sebagai upaya untuk tumbuh bersama masyarakat dalam mengendalikan limbah sampah di Kota Padang dengan mengelolanya menjadi produk-produk bernilai.
Dari hasil pengumpulan sampah sekitar lingkungan sekitar Pasie Nan Tigo maupun kiriman masyarakat, Maivita dan kelompoknya mengubah sampah menjadi pupuk dan ecoenzim. Kemudian mengubah sampah plastik menjadi tas, vas bunga, dompet, wadah permen, wadah buah dan lain sebagainya. Berkat bantuan PLN Peduli kami bisa meningkatkan produktifitas melalui peralatan mesin, becak listrik dan peralatan lainnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.