PADANG (SumbarFokus)
Inflasi Pronvisi Sumatera Barat (Sumbar) diyakini terjaga tahun ini. Hal tersebut terungkap saat kegiatan Media Briefing yang digelar oleh Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, baru-baru ini, di Padang. Diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BI Sumbar Endang Kurnia Saputra, pihaknya optimis akan hal tersebut seiring telah dilakukannya tujuh program unggulan di Sumbar, kolaborasi antara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumbar 2023 dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Yang pertama, ada program optimalisasi Operasi Pasar (OP), pasar murah, atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). SPHP dan OP rutin digelar oleh Bulog, misalnya. Pelaksanaan pasar murah juga intensif dilakukan oleh pemda, dengan total jumlah kegiatan pasar murah per 12 April sebanyak 118,” jelas Endang.
Program selanjutnya, dijelaskan, ada perluasan dan penguatan Kerja sama antar Daerah (KAD), seperti Sumbar saat ini menjadi penjual bawang dan cabai, dengan pembelinya darah Riau. Sumbar juga menjadi penjual sejumlah komoditas untuk Jambi, Jawa Barat, Kepri, dan DKI Jakarta.
Selain itu, dikatakan, ada program penyelenggaraan pasar murah Kepulauan Mentawai dengan mekanisme subsidi ongkos angkut, yang dengan subsidi ini maka harga komoditas yang dipasarkan di Kepulauan Mentawai menjadi sama besarnya dengan harga komoditas yang dipasarkan di Kota Padang.
“Selanjutnya ada program penguatan ketahanan komoditas pangan strategis dan program pemanfaatan alsintan dan saprodi. Telah disalurkan bantuan peralatan digital farming untuk Kelompok Tani Batuang Baririk di Kabupaten Tanah Datar, selain itu juga telah disalurkan bantuan alsintan dan saprodi untuk Kelompok Tani Rawang Lokan Nagari Pungguang Kasiak di Kabupaten Padang Pariaman,” ungkap Endang.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.
