Kedua, perlu dilakukan pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata secara konsisten dan berkelanjutan, demi menjaga momentum peningkatan kinerja pariwisata setelah diluncurkannya program Visit Beuatifil West Sumatera 2023.
“Ketiga, kita perlu mendorong realisasi investasi di Sumbar, melalui pembentukan West Sumatera’s Investment Center, untuk promosi investasi yang lebih efektif serta harmonisasi peraturan di daerah,” sebut Christoveny.
Kemudian, rekomendasi keempat adalah perlunya diupayakan industrialisasi komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi besar, seperti kopi, kakao, kelapa, gambir, rempah-rempah, dan hasil pertikanan laut dan darat. Selanjutnya, rekomendasi kelima, terus mengembangkan ekonomi berkelanjutan dan ekonomi digital melalui perluasan kanal pembayaran non tunai pada sektor swasta maupun transaski pemerintah, terutama di bidang pariwisata.
Tiga strategi yang perlu dilakukan stakeholder terkait
Selain memberikan rekomendasi, pihak BI Sumbar dalam kesempatan itu juga membahas usulan tiga strategi yang dilakukan oleh segenap stakeholder terkait, agar pengendalian inflasi bisa berjalan baik di Sumbar. Tiga strategi yang diusulkan itu, pertama, mengoptimalkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Ini dengan cara memperkuat sinergi dan inovasi dalam pengendalian inflasi koomoditas pangan strategis,” terangnya.
Selain itu, perlu dilakukan dorongan terhadap pengendalian inflasi yang terintegrasi dari hulu ke hilir, dengan sisi hulu antara lain melalui implementas pertanian organik, pertanian digital, dan pengaturan pola tanam. Sementara, dari sisi hilir, melalui optimalisasi KAD, pengawasan jalur distribusi, serta intensifikasi Buloog dan TTIC sebagai hubungan distribusi pangan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.