Secara spesifik, Darmawan menjelaskan PLN saat ini sedang melakukan teknologi co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Nantinya, rantai pasok kebutuhan bahan baku co-firing ini juga akan dilakukan oleh EMI.
“Kami butuh 10 juta ton biomassa per tahun untuk co-firing ini. Untuk itu, nantinya EMI akan menjadi leader dalam pengembangan ekosistem biomassa. EMI melakukan kajian, survei bahkan sampai pembibitan suplai biomassa ini,” ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan melalui teknologi co-firing ini bukan hanya untuk agenda transisi energi saja. Melalui pengembangan biomassa ini juga mendorong ekonomi kerakyatan dalam mengelola supply biomassa.
“Ini merupakan kekuatan rakyat. Lewat pengembangan biomassa ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan mendorong perekonomian rakyat,” pungkas Darmawan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.