KABUPATEN SOLOK (SumbarFokus)
Sehubungan dengan apa yang disampaikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Solok melalui video klarifikasi di akun TikTok beberapa waktu yang lalu terkait tindakannya mengeluarkan senjata tajam saat memimpin sidang paripurna pada Kamis (28/3/2024), ada beberapa hal yang menurut Juru Bicara (Jubir) Pemkab Solok Safriwal yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Dijelaskan oleh Safriwal, gagalnya agenda sidang interpelasi di ruang sidang paripurna DPRD pada tanggal 9 Januari 2024 tidak ada kaitan dengan mengamuknya seorang warga di ruang sidang.
“Hal ini dikarenakan pada saat terjadi peristiwa tersebut ruang sidang paripurna DPRD dalam keadaan kosong, tidak ada aktivitas. Sebagaimana keterangan dan konfirmasi dari Sekretaris DPRD Kabupaten Solok. Warga tersebut datang pada pukul 11.45 WIB, sedangkan dari pagi tidak ada satupun pimpinan dan anggota DPRD yang ada di ruang sidang,” sebutnya.
Warga yang mengamuk di ruang sidang adalah warga yang kecewa dan marah kepada Ketua DPRD atas dugaan perkosaan terhadap salah seorang warga Kabupaten Solok, yang diduga dilakukan oleh Ketua DPRD Kabupaten Solok. Dikatakannya, Ketua DPRD seharusnya menjadi panutan, mengayomi, dan melindungi warganya. Warga yang mengamuk itu adalah paman korban.
Disebutkan, warga yang masuk ke dalam ruang sidang paripurna DPRD tersebut bermaksud meminta penjelasan atas kasus dugaan perkosaan oleh Ketua DPRD. Salah seorang warga, tersulut emosi karena setelah menunggu lama Ketua DPRD tidak juga bisa ditemui.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.