PADANG (SumbarFokus)
Diftong adalah gabungan dua vokal yang terjadi dalam satu suku kata yang sama, diucapkan secara bersamaan tetapi masih mempertahankan identitas keduanya.
Diftong terjadi saat dua vokal berdekatan dalam satu suku kata dalam bahasa Indonesia, seperti “ai” dalam “raih” atau “au” dalam “raup”. Ini bisa terjadi pada vokal terbuka (seperti a, e, o) atau vokal tertutup (seperti i, u).
Ada beberapa jenis diftong berdasarkan bagaimana dua vokal tersebut berbaur dan bergerak dalam satu suku kata:
1. Diftong monoftongasi (rising diphthongs): Dalam jenis diftong ini, vokal pertama bergerak ke arah vokal kedua. Contohnya adalah “ai” dalam kata “raih” dan “au” dalam kata “raup”.
2. Diftong diphthongisation (falling diphthongs): Dalam jenis ini, vokal pertama bergerak menjauh dari vokal kedua. Contohnya adalah “ia” dalam kata “kian” dan “ua” dalam kata “kuat”.
3. Diftong ascending (closing diphthongs): Dalam jenis ini, vokal pertama merupakan vokal lebih lemah dan vokal kedua lebih kuat. Contohnya adalah “ie” dalam kata “biel”.
4. Diftong descending (opening diphthongs): Sebaliknya, dalam jenis ini, vokal pertama lebih kuat daripada vokal kedua. Contohnya adalah “oi” dalam kata “oil”.
5. Diftong stabil (centering diphthongs): Dalam jenis ini, satu dari dua vokal adalah vokal sentral atau terbagi antara vokal belakang dan vokal depan, seperti “oi” dalam kata “koin”.
Dalam diftong, perpindahan vokal dalam suku kata menciptakan nuansa dan pengucapan khas, memberi bahasa ciri-ciri fonetis unik. (015/BBS)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.