PADANG (SumbarFokus)
Kato nan ampek ialah norma penting yang sering digunakan oleh masyarakat Minangkabau ketika berkomunikasi.
Kato nan ampek sendiri ialah sebuah tutur kata atau bahasa yang diturunkan secara turun-temurun. Kato nan ampek adalah tata cara berbahasa yang sopan yang mengatur masyarakat Minangkabau dalam bergaul.
Masyarakat minangkabau yang masih kental akan budaya tetap memegang teguh kato nan ampek di kehidupannya sehari-hari. Kato Nan Ampek tersebut adalah kato mandaki, kato manurun, kato mandata dan kato malereang.
Berikut penjelasan nya:
1. Kato Mandaki
Kato Mandaki atau kata mendaki adalah bagaimana cara kita berbicara kepada orang yang lebih tua dari pada kita. Kita tidak boleh sembarang memanggil seperti menggunakan kata sapaan “Si”, contohnya kepada paman, tentu kita tidak boleh memanggil paman kita dengan sebutan “Si”.
2. Kato Manurun
Kato Manurun atau kata menurun
adalah cara berbicara kepada orang yang lebih muda dibanding kita, walaupun berbicara kepada yang lebih muda kita juga tidak boleh semena-mena, kita harus berbicara dengan penuh kasih dan sayang, contohnya kepada adik atau keponakan.
3. Kato Mandata
Kato mandata atau kata mendatar adalah etika berbicara yang digunakan masyarakat minang kepada orang yang usianya sama atau sebaya. Contohnya dengan teman, walaupun memiliki usia yang sama kita tetap harus saling menghargai.
4. Kato Malereang
Kato malereang atau kata melereng adalah cara komunikasi masyarakat Minang dengan pihak yang rasanya janggal apabila mengungkapkan perasaan/pikiran kepadanya secara gamblang dan terus terang, biasanya menggunakan kata kiasan. Contohnya adalah dengan ipar atau mertua. (BBS/Magang/Zeni)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.