Andria menambahkan, finalisasi SNI BIP/SEPABLOCK ini menjadi langkah penting dalam mendukung penerapan semen ramah lingkungan dan target Net Zero Emission (NZE).
“Kami berkomitmen mengintegrasikan prinsip green product ke seluruh lini produksi. Kami ingin memastikan bahwa penggunaan semen ramah lingkungan bukan hanya simbol, tetapi menjadi kekuatan nyata industri nasional dalam menghasilkan produk yang berkualitas sekaligus berkelanjutan,” katanya.
Kepala Departemen Produksi BIP PT Semen Padang Fery Sarvinoc menjelaskan bahwa visitasi Kemenperin ini merupakan tindak lanjut dari proses panjang penyusunan standar nasional untuk BIP/SEPABLOCK.
“Selama dua hari, kami berdiskusi intens dengan Komisi Teknis Standar Nasional Indonesia untuk menuntaskan seluruh aspek teknis, mulai dari dimensi, bahan baku, proses produksi hingga aspek lingkungan,” jelasnya.
Menurut Fery, PT Semen Padang telah melalui serangkaian uji coba dan pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa SEPABLOCK tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaannya.
“Semua berjalan lancar dan penuh kolaborasi. Setelah ini akan ada jajak pendapat akhir sebelum disahkan menjadi SNI. Kami optimistis, dalam waktu dekat, BIP atau SEPABLOCK dapat digunakan secara luas di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Sementara, Ketua Tim Pembinaan Sektor Industri Semen dan Barang dari Semen Kemenperin, Regina Anindita, mengatakan bahwa finalisasi RSNI BIP/SEPABLOCK tidak hanya penting dari sisi standarisasi produk, tetapi juga sejalan dengan roadmap dekarbonisasi industri semen nasional menuju Net Zero Emission 2050.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.