“Indeks Pembangunan Manusia yang tinggi adalah aset besar sebuah daerah maupun negara. Apalagi Indonesia memiliki surplus demografi. Para pemangku kepentingan di Jatim sudah seharusnya memberikan perhatian lebih terhadap dunia olahraga, khususnya untuk KONI Jatim,” tukas dia lagi.
Apalagi kalau nanti dikaitkan dengan PON XXI tahun 2024 yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara, maka dunia olahraga di Jawa Timur pasti akan tertinggal karena keterbatasan anggaran.
“Apalagi jika dibandingkan dengan dua pesaing terkuatnya di setiap event olahraga nasional, yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sangat jauh dari sisi anggaran,” tutur LaNyalla.
Dijelaskan LaNyalla, DKI Jakarta dengan APBD Rp83,7 triliun, memberi hibah untuk KONI DKI Jakarta sebesar Rp270 miliar. Secara persentase, KONI DKI Jakarta mendapatkan 0,32 persen dari total APBD DKI Jakarta.
Sementara Jawa Barat dengan APBD Rp33,31 triliun, KONI Jabar mendapatkan hibah sebesar Rp90 miliar, atau 0,27 persen. Kemudian KONI Sumatera Utara yang mendapat kucuran Rp95 miliar. Bahkan setingkat kabupaten dan kota, Pemkab Bekasi memberikan dana hibah Rp 53 miliar untuk pembinaan prestasi olahraga lewat KONI Kab Bekasi.
“Bandingkan dengan Jawa Timur. Dengan APBD sebesar Rp30,5 triliun, hibah untuk KONI Jatim pada tahun 2023 ini hanya sebesar Rp55 miliar. Jika dipersentase, KONI Jatim hanya mendapatkan 0,18 persen dari nilai APBD Jatim,” kata LaNyalla.
Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD Jatim, Hasan Irsyad, berjanji akan berusaha mendorong penambahan anggaran pada Perubahan Anggaran Keuangan pada September 2023 mendatang. Politisi Partai Golkar ini mengaku prihatin mengetahui betapa minimnya hibah di tahun 2023 untuk KONI Jatim. Hal itu ia ketahui setelah melakukan kunjungan kerja (kunker) di PPOP Ragunan Jakarta dan BAPOPSI DKI Jakarta pada 7 Maret 2023 lalu.(000/DPD)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





