Lanjut Mangku, tadinya ada rencana pembangunan di darat, namun dibatalkan. PT BIBU Panji Sakti sebagai pihak yang akan membangun akhirnya menetapkan di pesisir laut.
“Mereka sudah berpengalaman, secara teknologi untuk membuat landasan di laut. Polusi suara juga kalau di laut tidak ada. Suara pesawat hilang kalau di laut. Warga sekitar tidak terganggu polusi suara. Ramah lingkungan dan tidak mengganggu daratan, karena Bali itu kecil, kalau daratan digunakan untuk airport maka makin kecil. Kebetulan dulu lokasi yang akan dibangun Bandara ini adalah abrasi jadi bukan menggunakan metode reklamasi, tapi re-claim,” bebernya.
Ditambahkan, dari segi biaya juga ini bagus, karena tidak menggunakan APBN, tapi swasta. Meskipun investasi swasta, tapi pengelolanya tetap Angkasa Pura, karena memang itu syaratnya.
Dalam kesempatan tersebut, LaNyalla juga mendengarkan banyak aspirasi. Salah satunya adalah dari Paiketan Puri Puri Seluruh Bali, Ida Cokorda Gede Putra Nindia. Dia mengatakan, dengan dibangunnya bandara di Bali Utara maka akan memantik perimbangan ekonomi antara Bali Selatan maupun Bali Utara.
Hal yang sama diungkapkan tokoh agama yang juga tokoh masyarakat Bali, Ida Peranda Gede Oka Manuaba. Dia mengatakan, semoga kehadiran Ketua DPD RI berdampak positif terhadap rencana pembangunan Bandara tersebut.
“Saya bahagia sekali Pak LaNyalla hadir. Setelah kehadiran beliau, saya yakin Presiden langsung mendengar dan memberikan respon positif,” sebutnya.
Tokoh masyarakat Kubutambahan yang juga akademisi Bali Utara, Sudjana Budhiasa, mengatakan, bandara Bali Utara bukan hanya untuk Buleleng, ada Kintamani, ada Lovina dan masih banyak lagi.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.