Sementara, terkait peluang sektor proses bisnis perikanan budidaya Provinsi Banten, Eli Susayanti katakan ada empat kegiatan.
Pertama produksi pakan mandiri, di mana kelompok pembudidaya ikan dengan jumlah pembudidayaan 39.361 orang mayoritas mengunakan pakan ikan pabrikan. Kedua, penyediaan benih berkualitas, di mana terbatasnya persediaan benih ikan di Provinsi Banten baik, komoditas air tawar maupun air payau dan laut, sehingga banyak pembenih membeli benih di luar Provinsi Banten.
Ketiga, penyediaan obat ikan, di mana pembudidayaan di sekitar daerah pesisir mayoritas terkendala dalam akses pemenuhan obat dan bahan kimia yang teregister resmi oleh Kementerian Kelautan Perikanan.
Keempat, teknologi penunjang pembudidayaan perikanan penyediaan alat pemberian pakan otomatis, alat control kualitas air budidaya untuk menunjang sistem budidaya ikan intensif.
“Kita juga ada Industri pengolahan produk perikan, di mana banyak olahan produk perikanan yang diminati oleh masyarakat menjadi peluang dalam investasi seperti pengolahan udang, rumput laut, dan lain-lain. Ekspor hasil perikanan, Provinsi Banten memiliki banyak produk perikanan yang berpotensi untuk menjadi komoditas ekspor, seperti rajuangan, udang vaname, maupun yellofin tuna,” ungkapnya.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala DKP Provinsi Sumatera Barat Reti Wafda, Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat Varel Oriano, dan anggota Komisi II, Nurna Eva Karmila, Ade Putra, Yogi Pratama, Asril, Agus Syahdeman, serta Ridwan Dt Tumbijo dan Wirman Dt Pangeran nan Putiah. (003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.