Dia juga berpesan kepada seluruh kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik, bahwa pendidikan inklusif bukan hanya soal metode pembelajaran, tetapi soal empati, komitmen, dan kemauan untuk berubah, serta melihat potensi dalam setiap anak, bukan kekurangannya.
Sebagai penutup, Yota mengajak seluruh pihak untuk membangun pendidikan yang inklusif, humanis, dan berkelanjutan, agar Kota Pariaman dapat menjadi model pendidikan inklusif, tidak hanya di Sumatera Barat, tetapi juga di tingkat nasional. (028)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.