“Contohnya Universitas Bung Hatta, yang punya satu-satunya Program Studi Quantity Surveying (Teknik Ekonomi Konstruksi) di Indonesia, atau UNISBAR dengan program D-IV Anastesiologi, yang hanya ada dua di Sumatera Barat,” jelasnya.
Selain meningkatkan kualitas pendidikan, Yota juga menekankan pentingnya perputaran ekonomi lokal. Dengan mahasiswa tetap berkuliah di wilayah sekitar, dana bantuan dari Pemko juga akan tetap beredar di Kota Pariaman.
“Setiap mahasiswa Saga Saja Plus akan menerima uang bulanan, yang bahkan bisa membantu ekonomi keluarga. Kalau IPK mereka tinggi, akan ada bonus tambahan dari Pemko,” ujarnya.
Program ini juga dirancang tidak hanya untuk membantu secara akademik, namun juga memberikan pelatihan life skill, guna menyiapkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Sumatera Barat Dr. Nurtati menyampaikan dukungannya terhadap program ini.
“Kami menyambut baik program ini. Sejak lama kami berharap bisa ikut terlibat dalam program sebesar ini. Dan saya yakin, pimpinan perguruan tinggi lain di Kota Pariaman juga memiliki semangat yang sama,” tutupnya.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan dunia pendidikan tinggi, Saga Saja Plus diharapkan menjadi langkah nyata dalam mencetak generasi cerdas dan berdaya saing di Kota Pariaman. (028)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.
