Dari sisi kelistrikan, menurut Wilsriza, PLN sangat siap dengan pasokan listrik yang andal untuk mendukung era _electrifying agriculture_ yang lebih ramah lingkungan yang akan menyokong bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional petani.
Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat Eric Rossi Priyo Nugroho menyebut, PLN siap mendukung keinginan para petani yang ingin beralih ke mesin penggilingan padi dengan suplai listrik terbaik.
“Saat ini pasokan listrik di Sumatera Barat surplus dan andal dan siap mendukung upaya para pelaku usaha huller untuk beralih ke mesin bertenaga listrik. Hingga Juli 2024, kondisi sistem kelistrikan di Sumbar surplus sebesar 151 MW atau sebesar 22,47 persen. Dengan surplus sebesar ini, PLN sangat siap mendukung dedieselisasi ke mesin listrik dalam jumlah besar. Selain berperan dalam efisiensi biaya, program ini juga sejalan dengan komitmen PLN untuk menekan emisi gas rumah kaca serta mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060,” ujar Eric.
Yenni Gusti, Kabid tanaman holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan menyampaikan dukungan terhadap upaya PLN mengenalkan program electrifying agriculture kepada seluruh pengusaha huller.
‘’Apresiasi kepada PLN atas upaya mengenalkan program ini kepada para pengusaha pertanian karena program ini tentu dapat memberikan keuntungan kepada mereka. Seperti yang disampaikan tim PLN tadi, listrik lebih hemat dari BBM, tidak perlu memasok BBM lagi, tinggal memakai suplai listrik PLN. Pabrik juga lebih bersih dan tidak bising. Mesinnya praktis, lebih canggih dibandingkan mesin konvensional, dan tidak berisik. Jadi sudah waktunya beralih menggunakan mesin berbasis listrik,’’ lanjutnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.