Diakuinya, tidak banyak yang bisa dilakukan pada tahun pertama pemerintahannya, mengingat proses penyusunan anggaran telah berjalan dan sejumlah program unggulan yang telah disiapkan baru bisa direalisasikan di tahun kedua.
“Tetapi, saat tahun kedua mulai berjalan, pandemi COVID-19 datang. Seluruh dunia mengalami dampak, berupa pembatasan kegiatan masyarakat dan hampir 80 persen perekonomian masyarakat lumpuh. Pemerintah daerah terpaksa bekerja keras mencarikan solusinya, meskipun kucuran bantuan dari pusat tetap ada, tetapi tidak bisa menutupi kebutuhan yang ada,” ceritanya.
Memasuki tahun ketiga dan perekonomian mulai pulih, barulah sejumlah program baru bisa direalisasikan, meskipun cukup jauh dari ekspektasi yang telah direncanakan sebelumnya. Apalagi, pemotongan APBD dari pusat masih terus terjadi dan iklim investasi yang belum pulih.
“Anggaran pusat menjadi satu-satunya pengharapan untuk pembangunan, untuk memulihkan ekonomi masyarakat butuh waktu yang cukup lama. Kita dihadapkan dua sisi mata uang, membangun atau memulihkan perekonomian masyarakat,” sebut Fadly.
Tetapi, di tengah kondisi sosial yang terjadi secara global. Fadly Amran mampu membawa Kota Padang Panjang tetap bersinar di tingkat nasional dan internasional, dengan beragam kegiatan dan penghargaan diraih oleh daerah yang menjadi simpul Pulau Sumatera itu.
Sementara, Wawako Asrul yang menjadi penggerak roda pemerintahan juga tidak mau berpangku tangan menghadapi tantangan yang semakin berat.
Sebagai pamong senior di birokrasi ASN Pemko Padang Panjang, Asrul dianggap cukup memahami karakteristik Kota Padang Panjang, sehingga harapan masyarakat begitu besar terhadap dirinya mendampingi Fadly Amran dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.