“Forum ini bukan sekadar diskusi, tapi langkah awal untuk membangun perubahan yang berdampak. PLN siap menghadirkan kemudahan akses listrik agar petani dan pengusaha bisa tumbuh bersama,” tegas Ajrun.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Pasaman, Dwi Richie JP, S.Pi, M.Si, menyampaikan bahwa Kabupaten Pasaman memiliki potensi besar dengan 486 unit Huller yang tersebar, baik milik pribadi maupun kelompok tani. Namun kapasitas produksi yang terbatas menyebabkan gabah lebih banyak dijual ke luar daerah tanpa diolah menjadi beras.
“Dengan potensi gabah yang besar sebagai penghasil gabah nomor tiga di Sumatera Barat, maka konversi ke Huller listrik menjadi strategi penting untuk mendorong hilirisasi dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Dwi Richie.
Sebagai langkah awal implementasi, forum ini turut dirangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tiga pihak antara PLN, PLN Electricity Service, dan dua pelaku usaha Huller yaitu Huller Abdul Maulud dan Huller Simatorkis. Komitmen ini menjadi tonggak awal dalam peralihan penggunaan energi dari BBM ke listrik di sektor pertanian Kabupaten Pasaman.
PLN percaya bahwa transformasi energi yang tepat sasaran akan menjadi pemantik produktivitas, mendorong hilirisasi pertanian, serta memperkuat kemandirian pangan daerah. (000/UID-Sumbar)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.