“Kita sedang membahas kerja sama dengan ahli dari Jepang untuk memanfaatkan panas air laut menjadi sumber energi murah di Mentawai,” jelasnya.
Gubernur mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Universitas Andalas dan Politeknik Negeri Padang dalam pengembangan energi mikrohidro dan surya di wilayah terpencil.
Selain layanan dasar, dia menekankan pentingnya pengembangan ekonomi lokal melalui program Nagari Creative Hub yang dapat membantu pelaku UMKM memasarkan produk secara digital.
“Dengan Nagari Creative Hub, produk unggulan nagari bisa dikenal luas tanpa harus tergantung pada pasar kota,” tuturnya.
Gubernur juga mengajak para wali nagari untuk melibatkan masyarakat perantau dalam pengembangan digitalisasi pemerintahan nagari.
Lebih lanjut, dia mengingatkan pentingnya tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel agar pembangunan berjalan efektif dan efisien. Gubernur meminta seluruh OPD memperkuat sinergi dengan program pemerintah pusat dan memanfaatkan Geoportal Mandiri Sumbar untuk mendukung kebijakan satu peta.
Mahyeldi menegaskan, visi besar pembangunan Sumbar adalah mewujudkan Provinsi Madani yang Maju dan Berkeadilan, sekaligus menjadi pelopor Green Province di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumbar Yozarwardi Usama Putra melaporkan hasil pengukuran Indeks Desa Tahun 2025. Jumlah desa mandiri di Sumbar naik signifikan menjadi 489 dari sebelumnya 368 desa.
“Desa tertinggal memang sedikit bertambah dari 10 menjadi 12, tapi tidak ada lagi desa yang sangat tertinggal. Ini capaian yang patut kita syukuri,” ujarnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





