Selain minim polusi udara, konversi ini juga dapat meredam kebisingan akibat aktivitas suara mesin yang berisik, lebih higenis, lebih efisien dan efektif, serta yang penting dapat meningkatkan produksi pertanian.
“PLN siap tumbuh bersama masyarakat dan mendukung penggunaan teknologi oleh masyarakat. Sekarang masyarakat bisa membuktikan sendiri bahwa dengan didukung energi listrik PLN, masyarakat dapat jauh lebih untung dibandingkan dengan menggunaan diesel,’’ kata Hilmy.
Dalam kesempatan tersebut, Camat Candung M Noviardi Ismail menyampaikan apresiasinya kepada PLN atas sosialisasi program Electrifying Agriculture kepada masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai petani tebu.
“Terimakasih PLN Atas pengenalan program ini, semoga bisa menjadi solusi baru kepada masyarakat kami yang berprofesi sebagai petani tebu atau lainnya, mengingat beberapa nagari disini banyak memiliki hasil tani seperti tebu yang berkualitas tentu harus di produksi dengan cara lebih baik sehingga bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat,”ujarnya.
PLN terus mengkomunikasikan secara masif bahwa peralihan menggunakan mesin bermotor listrik ini akan membuat penggilingan tebu menjadi lebih modern dan efisien.
Syafri Jamal, salah seorang petani tebu yang sudah merasakan manfaat dari konversi ke mesin listrik, mengatakan, pabriknya dapat menghemat biaya operasional hingga sekitar 60 persen dengan memanfaatkan mesin elektro motor. Sebelumnya, Syafri merogoh kocek untuk pembelian BBM solar sebanyak 35 liter per minggu atau sekitar Rp245 ribu. Kini, pihaknya hanya mengeluarkan biaya Rp100 ribu per minggu untuk pembelian token listrik.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.