Mengapa Merantau Menjadi Tradisi Kuat dalam Budaya Minangkabau?

Mengapa Merantau Menjadi Tradisi Kuat dalam Budaya Minangkabau? (Foto: MUHAMMAD SHIDDIQ PUTRA/SumbarFokus.com)

PADANG (SumbarFokus)

Merantau merupakan salah satu tradisi yang sangat melekat dalam budaya Minangkabau.

Bacaan Lainnya

Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Minang.

Merantau bukan hanya sekadar perpindahan tempat tinggal, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Berikut beberapa alasan mengapa merantau menjadi tradisi kuat dalam budaya Minangkabau.

1. Sistem Matrilineal yang Membentuk Kemandirian Laki-laki

Minangkabau menganut sistem matrilineal, di mana harta pusaka diwariskan melalui garis keturunan ibu. Hal ini membuat laki-laki Minang tidak memiliki warisan tanah atau rumah, sehingga mereka terdorong untuk merantau guna mencari kehidupan yang lebih mandiri dan membangun masa depan mereka sendiri. Seperti pepatah Minang mengatakan: “Anak dipangku, kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan”, yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial, termasuk perantauan.

2. Filosofi ‘Alam Takambang Jadi Guru’

Filosofi ini mengajarkan bahwa kehidupan harus dipelajari dari pengalaman dan lingkungan sekitar. Merantau dianggap sebagai sarana untuk memperoleh ilmu, pengalaman, dan wawasan baru yang tidak bisa didapatkan jika hanya tinggal di kampung halaman. Seperti dalam pepatah Minang: “Ka rantau madang di hulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun”, yang berarti seseorang harus merantau untuk mencari ilmu dan pengalaman sebelum kembali dan berguna bagi kampung halaman.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait