Mengenal Tradisi Bakaua, Bentuk Ungkapan Rasa Syukur Masyarakat Sijunjung

Perkampungan adat di Kabupaten Sijunjung. (Foto: Pinterest/SumbarFokus.com)

PADANG (SumbarFokus)

Minangkabau dikenal dengan berbagai keragaman tradisi dan adatnya. Salah satunya Tradisi Bakaua atau Berkaur yang merupakan tradisi berasal dari masyarakat Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Bacaan Lainnya

Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud syukur atas hasil panen yang diperoleh, sekaligus berdoa dan bermohon kepada Allah atas sawah yang dipanen selalu memberi rezeki.

Bakaua merupakan sebuah tradisi turun temurun dari leluhur masyarakat Kabupaten Sijunjung yang dilakukan setiap tahun. Tujuan dari tradisi ini yaitu untuk berdoa agar selalu diberi rezeki yang cukup dan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar pemilik sawah.

Tradisi ini biasanya dilaksanakan di tempat pertemuan adat nagari dan dihadiri oleh niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, dan perangkat lainnya.

Bakaua sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan daerahnya, seperti di Nagari Padang Laweh dikenal dengan Bakaua Gadang dan Bakaua Ketek. Di sisi lain, Nagari Lubuk Tarok dikenal dengan Bakaua Benih dan Bakaua Gadang.

Bakaua benih dilakukan saat masyarakat akan bercocok tanam dengan membaca doa kepada Allah bersama serta makan bersama. Sedangkan, Bakaua Gadang dilakukan saat setelah panen padi. Bakaua Gadang dilakukan dengan besar besaran dan meriah oleh masyarakat, biasanya disertai dengan menyembelih kerbau dua ekor dan dibagikan kepada seluruh masyarakat.

Untuk hari pelaksanaan Bakaua adat ditetapkan melalui musyawarah adat yang melibatkan seluruh tokoh adat sehingga nilai-nilai kebersaman dalam bermusyawarah terjalin dengan baik.
(Magang-Dewi)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait