PADANG (SumbarFokus)
Perekonomian global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Negara maju, seperti Amerika Serikat, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Negara-negara di Eropa bahkan mengalami penurunan yang drastis. Kondisi ini mengkhawatirkan ranah global. Meski Indonesia cukup terdampak, yaitu dengan penurunan ekspor, namun untuk kondisi ekonomi di Sumatera Barat (Sumbar), disampaikan, masih relatif stabil.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra, di sela kegiatan Breakfast Briefing dengan agenda Diseminasi Kebijakan Bank Indonesia Terkini, Kamis (31/8/2023) pagi.
Diakui Endang, tekanan inflasi negara maju dan nilai tukar negara maju membuat ekonomi global tidak menentu saat ini. Hal tersebut andil membuat mitra dagang Indonesia sedikit menurunkan impornya sementara dari Indonesia. Namun demikian, ditekankan Endang, kondisi ekspor Sumbar saat ini masih relatif stabil.
“Sumbar masih bisa menahan lebih baik. Ekspor kita masih stabil ke tiga negara mitra dagang, yaitu India, Pakistan, dan Bangladesh. Mayoritas ekspor kita ke wilayah Asia Selatan,” ungkap Endang.
Dikemukakan juga, BI 7-day reverse repo rate terkini masih tetap, berdasarkan RDG BI pada 23-24 bulan ini, yaitu di angka 5,75 persen. Artinya, kondisi relatif masih kondusif.
“Ini melihat beberapa perkembangan, antara lain angka inflasi yang cukup rendah, berada dalam rentang 2-4 persen. Sesuai dengan sasaran BI,” ujar Endang.
Diakui, perekonomian Sumbar terjadi shifting (red-Pergeseran), yaitu bergeser ke sektor perdagangan dan jasa, akomodasi makanan dan minuman (akmamin), dan transportasi pergudangan. Tiga sektor ini merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbar.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.