Meski terjadi pergeseran sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, Endang menekankan, ekonomi Sumbar masih berada dalam pertumbuhan yang baik, karena ketiga sektor tersebut terus melaju, mengimbangi menurunkan dorongan dari sektor lain.
Diakui juga, suku bunga tinggi yang terpicu ekonomi global telah memberi dampak terhadap penyaluran kredit di Sumbar, selain menurun pula investasi.
“Saat ini, penyaluran kredit hanya 8 persen, dari yang sebelumnya 11 persen,” ujarnya.
Terkait kondisi gonjang-ganjing ekonomi global, menjaga resistensi perekonomian Tanah Air, dijelaskan, BI fokus pada sejumlah kebijakan. Kebijakan itu antara lain memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas; menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen operasi moneter pro market dan sebagai upaya memperkuat pendalaman pasar uang; dan melanjutkan kebijakan transparasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga perbankan pada sektor perumahan dan wisata.
Kemudian, dua kebijakan lainnya adalah mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran dengan implementasi kebijakan QRIS Tarik Tunai, Transfer dan Setor Tunai (TUNTAS), serta implementasi uji coba QRIS antarnegara dengan Singapura; dan menyukseskan keketuaan ASEAN 2023 melalui jalur keuangan dengan lima pencapaian, yaitu local currency transaction, regional payment connectivity, inklusi keuangan, dan penguatan ASEAN finance process. (003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.