Kota Padang telah mengambil langkah nyata dengan membangun 3.735 unit Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) sejak tahun 2020 hingga 2024. Selain itu, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang sudah ada di Nanggalo juga dipersiapkan untuk lebih optimal dalam mendukung pengelolaan air limbah di kota tersebut.
Pada tahun 2024, alokasi anggaran sebesar Rp4,89 miliar telah dialokasikan untuk mendukung pengelolaan air limbah domestik, yang akan meningkat menjadi Rp13,98 miliar pada tahun 2025.
Andree menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat penting.
“Kami tidak bisa bekerja sendirian,dengan dukungan dari Kementerian PUPR, Bappenas, dan mitra internasional seperti Australia, kami yakin bahwa Kota Padang akan menjadi contoh yang sukses dalam pengelolaan sanitasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Andree Algamar mengajak seluruh pihak untuk mendukung program ini. Sanitasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi urusan kita bersama. Mari kita samakan persepsi, berkolaborasi, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi generasi mendatang.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, mitra internasional, serta komitmen pemerintah daerah, Kota Padang siap menjadi pionir dalam pengelolaan sanitasi yang berkelanjutan di Indonesia.
Diakuinya, meskipun Kota Padang telah mencatatkan banyak kemajuan, tantangan masih ada, salah satu yang menjadi perhatian adalah masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya sanitasi aman.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





