Diungkapkan Yulia, jelas ini menunjukkan minat yang besar dari para wisatawan terhadap Sumbar, yang patut menjadi perhatian seluruh stakeholder terkait untuk terus meningkatkan upaya memajukan pariwisata, yang kemudian memberi dampak pada perekonomian Sumbar sendiri.
Di sisi lain, Yulia mengemukakan, penelitian yang dilakukan timnya juga menunjukkan bahwa estimasi peredaran uang dari kegiatan wisata mencapai Rp7,9 miliar.
“Kontribusi terhadap APBD Sumbar dan 19 kabupaten/kota sekitar 14,94 persen,” imbuhnya.
Dari hasil penelitian keseluruhan, Yullia menyebut, tim pakar pelaksana kajian kemudian menyimpulkan bahwa pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi Sumbar dengan potensi pertumbuhan yang positif. Namun demikian, tetap ada masukan-masukan yang patut jadi pertimbangan bagi pemerintah dan stakeholder terkait dalam hal ini.
“Kajian ini sudah kita lakukan FGD. Masukan sangat banyak. Kita lakukan penyempurnaan,” sebut Yulia.
Rekomendasi yang diberikan kepada pihak-pihak terkait antara lain pengembangan strategi pemasaran dan promosi yang lebih agresif, peningkatan infrastruktur pariwisata dan fasilitas pendukung, dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasa, dan masyarakat lokal.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda menyebut, pihaknya secara berkala, setiap tahun, membuat kajian terkait pariwisata, khusus karakteristik wisatawan.
“Tahun sekarang kita kerja sama dengan Unand. Ini (red-hasil kajian) akan kita gunakan sebagai pertimbangan untuk membuat kebijakan 2024 nanti,” ujar Luhur.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.