Festival ini bertemakan Padusi di Rumah Gadang. Perempuan di Minangkabau tidak hanya ditempatkan sebagai bagian dari Rumah Gadang secara fisik, tetapi juga sebagai penjaga nilai, pemikir, penggerak bahkan pencipta seni dan budaya.
Wako Hendri juga mengatakan, Pemerintah Kota senantiasa berkomitmen untuk mendukung pelestarian budaya lokal, termasuk memberi ruang bagi generasi muda dan perempuan untuk mengekspresikan diri melalui seni.
“Pelestarian seni dan budaya merupakan bagian dari visi strategis pembangunan karakter masyarakat dan sumber daya manusia. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin mendorong keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda dan kaum perempuan untuk menjadi bagian aktif dari ekosistem tradisi dan kebudayaan,” tuturnya.
Atraksi permainan rakyat tradisional menjadi salah satu acara yang menarik perhatian yang dihadirkan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat.
Ada berbagai permainan tradisional yang ditampilkan, seperti badiah-badiah, tangkelek, enggrang, dan congklak yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Anak-anak tampak antusias mencoba permainan-permainan yang sudah jarang ditemui di kehidupan sehari-hari.
Pembukaan ini juga ikut dimeriahkan dengan penampilan-penampilan lainnya. (000/par)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.