“Dari barongsai, sipasan panjang, hingga seni budaya dari etnis lainnya, semuanya hadir dalam satu panggung yang harmonis. Inilah yang menjadikan Kota Padang unik dan istimewa,” tambahnya.
Menurut Andree, perpaduan antara Festival Siti Nurbaya dan Cap Go Meh membuktikan bahwa Kota Padang tidak hanya kaya akan sejarah, tetapi juga memiliki kekuatan budaya yang bisa menjadi daya tarik wisata.
“Kita ingin menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan yang semakin besar. Dengan mengangkat sejarah, sastra, dan budaya, kita tidak hanya melestarikan warisan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya.
Turut hadir dalam pawai ini Direktur Sarana dan Prasarana, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI, Feri Arlius, yang secara langsung ikut berpawai bersama Pj Wali Kota Padang.
“Kita melihat bagaimana kebersamaan terjalin dalam perayaan ini. Ini bukti bahwa budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga perekat sosial yang memperkuat persatuan,” ujar Feri Arlius.
Ia berharap semangat kolaborasi budaya seperti yang terlihat di Kota Padang dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam merawat kebhinekaan.
Festival Siti Nurbaya 2025 tidak hanya menghadirkan Pawai Cap Go Meh, tetapi juga berbagai pertunjukan seni, bazar UMKM, pameran budaya, visual mapping, diskusi literasi, hingga hiburan rakyat.
Acara penutupan ini turut dihadiri oleh Pj Ketua TP-PKK Kota Padang Ny. Vanny Andree Algamar, Pj Ketua DWP Kota Padang Ny. Netti Yosefriawan, serta sejumlah pimpinan BUMN/BUMD dan OPD terkait.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.