Satu penelitian berskala kecil yang dimuat dalam jurnal Revue de Laryngologie Otologie Rhinologie menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal dengan orangtua yang merokok sebungkus rokok sehari lebih mungkin untuk salah mengidentifikasi aroma, dibanding kelompok kontrol dari anak-anak yang tidak tinggal dengan perokok.
Lebih lanjut, tidak dapat mendeteksi bau tertentu bisa sangat berbahaya. Individu dengan indra penciuman yang berkurang tidak dapat mendeteksi gas, asap, atau makanan basi dengan mudah sehingga akan menyulitkan aktivitas sehari-hari.
- Meningkatkan risiko penyakit jantung saat anak dewasa
Anak-anak yang terpapar asap rokok orang tuanya mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung pada masa dewasa daripada mereka yang orang tuanya tidak merokok, menurut penelitian di jurnal Circulation American Heart Association tahun 2015.
Para peneliti melacak peserta dalam Cardiovascular Risk in Young Finns Study, yang melibatkan paparan asap rokok pada anak-anak terhadap orang tua yang merokok pada tahun 1980 dan 1983. Mereka mengumpulkan data ultrasonografi karotis pada masa dewasa pada tahun 2001 dan 2007.
Pada tahun 2014, para peneliti mengukur kadar cotinine darah peserta dari sampel yang dikumpulkan dan dibekukan pada tahun 1980. Cotinine adalah biomarker paparan asap pasif.
Persentase anak-anak dengan tingkat cotinine yang tidak terdeteksi tertinggi di antara rumah tangga yang mana kedua orang tuanya tidak merokok (84 persen), menurun di rumah tangga di mana salah satu orang tuanya merokok (62 persen) dan terendah di antara rumah tangga di mana kedua orang tuanya merokok (43 persen).
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.
