Kuesioner tersebut disebarkan kepada kelompok mahasiswa yang berbeda sesuai dengan kriteria yang dimiliki oleh para peneliti. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan mengambil data dari penelitian sebelumnya yang berlangsung selama 20 tahun, mulai tahun 1999 hingga 2020.
Hal itu, menyebabkan penelitian terbaru ini menganalisis data dari 806 responden dengan rentang usia antara 17 dan 25 tahun. Setiap responden dalam penelitian ini mengisi kuesioner rasa malu yang sama.
Para responden kemudian terbagi ke dalam tiga kelompok yang dibandingkan oleh para peneliti. Pertama, ialah terdapat 266 responden yang berasal dari Milenial. Kedua, terdapat 263 responden yang berasal dari generasi Z dan diuji sebelum pandemi COVID-19. Terakhir, terdapat 277 responden yang berasal dari generasi Z dan diuji selama pandemi COVID-19.
Ternyata, para peneliti menemukan tingkatan rasa malu yang berbeda yang dimiliki oleh setiap kelompok responden tersebut.
Hasilnya: Rasa Malu Meningkat Dari Waktu ke Waktu
Studi tersebut, membuahkan hasil yang sangat memukau. Pasalnya, para ilmuwan menemukan bahwa tingkat rasa malu terus meningkat dari waktu ke waktu.
Hal itu menyebabkan rasa malu tertinggi ditunjukkan oleh generasi Z yang diteliti pada masa pandemi. Tingkat kedua ditempati oleh generasi Z sebelum pandemi.
Sementara, Milenial cenderung menunjukkan rasa malu yang lebih rendah jika dibandingkan dengan generasi Z, baik pada sebelum pandemi maupun pada masa pandemi.
Penemuan ini membuktikan gagasan akan anggota dari Generasi Z lebih pemalu dibandingkan Milenial terbukti kebenarannya. Rasa malu tersebut juga diketahui meningkat yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.