Ada juga tikus yang diberi obat loperamide dan atropin sulfat. Ternyata, ekstrak daun singkong dengan dosis 200 mg/kg BB sebanding dengan obat atropin sulfat yang dosisnya 5 mg/kg BB.
Kesimpulannya, ekstrak etanol daun singkong menunjukkan aktivitas antidiare yang signifikan dengan mengurangi akumulasi cairan usus dan motilitas gastrointestinal pada tikus Wistar.
- Kaya akan flavonoid
Dalam penelitian sebelumnya, diketahui bahwa daun singkong mengandung flavonoid. Mengutip WebMD, fitonutrien seperti flavonoid memiliki efek antiinflamasi dan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif yang bisa menyebabkan penyakit.
Berdasarkan riset yang diterbitkan dalam International Journal of Food Properties tahun 2019, flavonoid total dalam daun singkong adalah 877,7 mg/100 gram. Itu diperoleh dari ekstraksi dengan etanol 50 persen pada suhu 50 derajat Celcius selama empat jam.
Dapat disimpulkan bahwa daun singkong berpotensi untuk dijadikan makanan obat atau terapi untuk meningkatkan kesehatan manusia.
- Bisa dijadikan pewarna makanan alami
Daun mengandung pigmen berwarna hijau yang bernama klorofil. Banyak tanaman yang mengandung klorofil, termasuk daun singkong, daun pandan, daun cincau, daun suji, hingga daun kale. Daun itu bisa dijadikan pewarna makanan alami karena kandungan klorofilnya yang tinggi.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Pharmacoscript tahun 2020, diketahui bahwa daun singkong memiliki kandungan klorofil total yang paling tinggi, yaitu 27,162 µg/ml. Konsentrasi ZnCl₂ yang bisa menjaga stabilitas warna klorofil adalah 0,3 persen.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.