PADANG (SumbarFokus)
Masyarakat Minangkabau terkenal dengan adat dan budayanya yang dirawat turun temurun, termasuk soal pakaian adat yang masih diwariskan hingga kini.
Salah satu pakaian khas di Minangkabau yakni baju kuruang basiba. Baju kuruang basiba dipakai oleh perempuan Minangkabau. Namun, seiring perkembangan zaman, pakaian ini umumnya dipakai saat hari-hari besar atau kegiatan adat. Lebih lanjut, simak penjelasan tentang baju basiba khas perempuan Minangkabau berikut ini.
Dikutip dari berbagai sumber, baju kuruang basiba adalah pakaian yang dikenakan perempuan Minangkabau yang bentuk dan modelnya menutupi dan mengurung aurat perempuan. Lengannya panjang sampai pergelangan tangan.
Pakaian ini memiliki makna dalam setiap bentuknya, besarnya lengan baju untuk memudahkan si pemakai ketika mengambil air wudu atau akan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini, baju kuruang basiba berfungsi religius yang melambangkan pemakainya wanita yang taat melaksanakan ajaran agama Islam.
Kemudian ada bagian kikiek yang disebut daun budi, bagian ini merupakan pelindung ketiak agar tidak terlihat. Kikiek mencerminkan bagaimana seorang perempuan Minangkabau memiliki fungsi menutupi malu.
Mamakai raso jo pareso, manaruah malu jo sopan, yang bermakna adat mamakai, dipakai siang jo malam yang berarti di manapun berada, perempuan Minangkabau tetap berpedoman pada adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
Selanjutnya, baju berbentuk kurung artinya baju yang longgar berbentuk kurungan yakni kain pandindiang miang, Ameh pandindiang malu. Artinya pakaian bagi orang minang adalah sebagai pelindung tubuh. Pakaian juga sebagai penutup malu.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.