Dia menyatakan, program tersebut dapat diperluas melalui kolaborasi antar sektor, termasuk dengan institusi pendidikan.
“Kalau ingin anak muda tertarik ke pertanian, maka dunia pertanian harus hadir di lingkungan mereka. Kita harus buat pertanian sebagai topik yang menarik, membumi, dan relevan,” katanya.
Rahmat turut mendorong agar kegiatan ekstrakurikuler di sekolah memberi ruang lebih besar bagi aktivitas pertanian, terutama dalam hal kewirausahaan dan inovasi di bidang teknologi pangan. Menurutnya, upaya ini harus menjadi bagian dari kebijakan yang berkelanjutan, bukan sekadar kegiatan sesaat.
Rahmat menegaskan pentingnya pendampingan, pembiayaan, serta keterbukaan akses pasar agar minat generasi muda terhadap sektor pertanian tidak berhenti hanya pada tahap ketertarikan semata.
“Kalau kita ingin kedaulatan pangan, kita tidak bisa hanya bicara soal lahan dan produksi. Kita harus bangun minat dan pengetahuan generasi baru agar siap mengambil peran. Dan itu dimulai dari sekolah dan kampus,” tutup Rahmat. (000)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.