Sementara itu, GM PLN UID Sumbar, Ajrun Karim, menegaskan bahwa bandara sebagai objek vital nasional sehingga membutuhkan sistem kelistrikan berstandar tinggi yang tidak boleh mengalami gangguan sekecil apa pun.
“PLN berkomitmen untuk selalu hadir di setiap lini pelayanan masyarakat melalui layanan kelistrikan terbaik, khususnya di fasilitas umum seperti bandara. Kami sangat bangga bisa berkontribusi menghadirkan listrik yang andal untuk mendukung mobilitas dan kenyamanan masyarakat. Bagi kami, ini bukan sekadar urusan teknis kelistrikan, tapi bagian dari peran aktif PLN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, konektivitas wilayah, dan kemajuan Sumatera Barat secara keseluruhan,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada keandalan, PLN juga mendorong penerapan energi bersih melalui skema Renewable Energy Certificate (REC). Skema ini memungkinkan operasional bandara untuk dihitung menggunakan energi hijau tanpa harus membangun pembangkit baru.
“Langkah ini menjadi bentuk konkret PLN dalam mendukung transisi energi bersih di sektor transportasi. Kami juga telah menghadirkan SPKLU di area parkir BIM sejak Agustus 2024 serta menyiapkan opsi layanan PLTS Atap dan Carbon Credit bagi pelanggan yang ingin beralih ke energi rendah emisi,” tambah Ajrun.
GM PT Angkasa Pura II, Dony Subardono, mengapresiasi dukungan PLN dalam mendukung operasional terminal yang dirancang dengan standar internasional.
“Penambahan daya ini adalah langkah penting dalam memastikan kelancaran operasional Terminal 2 BIM. Dengan suplai yang stabil dan aman, kami optimis Bandara Internasional Minangkabau akan semakin optimal dalam menjalankan perannya sebagai simpul utama transportasi udara di Sumatera Barat,” ungkapnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.