“Kita berada di rumah akademik yang kaya tradisi dan pengetahuan, dan tanggung jawab kita adalah menghidupkan warisan itu dengan cara-cara baru yang menjawab tantangan zaman,” imbuhnya.
Dijelaskan, studi humaniora bukan sekadar kajian masa lalu, melainkan juga fondasi masa depan. Di tengah arus teknologi dan globalisasi, nilai-nilai budaya, bahasa, dan kemanusiaan yang dipelajari dan dikembangkan, FIB adalah penyeimbang yang menjaga identitas bangsa sekaligus memperkaya interaksi global.
Menurut Ike, FIB saat ini berada di posisi strategis: memiliki sumber daya, jejaring, dan visi yang jelas.
“Maka, mari kita manfaatkan momentum ini untuk menjadikan FIB bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat inspirasi, inovasi, dan kontribusi untuk Indonesia dan dunia,” ajaknya. (003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.