‘’Pengalaman ini sudah dirasakan sendiri oleh pelaku huller yang sudah lebih dulu beralih ke mesin penggilingan padi listrik. Mesin ini sudah diadopsi oleh pelaku usaha huller di berbagai daerah Sumatera Barat, seperti petani Kabupaten Tanah Datar, Kota Pariaman, dan Kabupaten Solok,” ungkap Wilsriza.
Program dedieselisasi dengan beralih dari mesin konvensional ke mesin listrik, terang Wilsriza, sejalan dengan komitmen PLN untuk menekan emisi gas rumah kaca serta mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060. Karena dengan menggunakan listrik PLN secara total, pelanggan berkontribusi mendukung penggunaan energi bersih.
Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat Eric Rossi Priyo Nugroho menegaskan, PLN siap mengawal para petani yang ingin beralih ke mesin penggilingan padi dengan suplai listrik terbaik.
‘’PLN siap mengawal era electrifying agriculture yang lebih ramah lingkungan. Pasokan listrik di Sumatera Barat saat ini surplus dan andal dan kami pastikan petani-pelaku usaha huller yang beralih ke mesin listrik akan mendapatkan pelayanan listrik terbaik,’’ lanjutnya.
Hingga Juni 2024, kondisi sistem kelistrikan di Sumbar surplus sebesar 158 MW atau sebesar 24,49 persen. Dengan surplus sebesar ini, PLN sangat siap mendukung dedieselisasi ke mesin listrik dalam jumlah besar. (000/UID-Sumbar)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.