Ikan bilih diketahui memiliki potensi reproduksi yang luar biasa. Satu ekor ikan bilih betina dapat menghasilkan hingga 5.000 telur, dan dengan 800 ekor ikan betina dari 1.500 ekor yang dilepas, diperkirakan jumlah ikan bilih yang berkembang biak akan mencapai lebih dari 4 juta ekor.
“Kami berharap upaya konservasi ini dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Seiring berkembangnya populasi ikan bilih, diharapkan hasil tangkapan nelayan akan semakin melimpah,” tambahnya.
Sebelumnya, PT Semen Padang juga telah melepas sekitar 16.000 ekor ikan bilih hasil konservasi ke Danau Singkarak, yang merupakan habitat asli ikan bilih. Namun, kali ini perusahaan memilih Danau Diatas sebagai lokasi baru untuk memperkenalkan ikan bilih. Pemilihan ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bung Hatta yang menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang mendukung untuk pengembangan ikan bilih.
Prof. Hafrijal Syandri, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, menjelaskan bahwa sebelum pelepasan ikan bilih ke Danau Diatas, pihaknya telah melakukan penelitian mendalam terkait kondisi dan potensi danau tersebut. Penelitian tersebut tidak hanya mencakup analisis pH air, tetapi juga faktor ekologi lainnya seperti ketersediaan pakan dan relung pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan bilih tanpa bersaing dengan ikan lain yang ada di danau.
“Sejak 1,5 bulan lalu, kami telah mencoba melepas sekitar 200 ekor ikan bilih ke dalam keramba di Danau Diatas untuk memantau perkembangannya. Hasilnya, ikan bilih tersebut mampu beradaptasi dengan baik, dengan tingkat kematian yang sangat rendah, yakni kurang dari 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang sangat mendukung bagi kelangsungan hidup ikan bilih,” jelas Prof. Hafrijal.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.