Politisi asal Sumbar itu juga menyoroti pentingnya pemerintah memberikan ruang lebih besar bagi generasi muda untuk terlibat dalam pembangunan.
Banyak potensi anak muda di Sumbar yang harus digali dan diberikan kesempatan untuk berkembang.
“Saya sering temui pemuda dengan ide-ide hebat di sektor pertanian, digital, dan pariwisata. Namun, akses untuk berkembang dinilai masih terbatas. Ini yang harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Menurutnya, memperkuat peran pemuda berarti meneruskan semangat para pahlawan dalam konteks modern.
Rahmat mengingatkan nilai perjuangan tidak selalu diukur dari besarnya tindakan, tetapi dari keikhlasan dan ketulusan dalam bekerja untuk masyarakat.
Ia mencontohkan para guru di pelosok, tenaga kesehatan, serta petani dan nelayan yang terus berjuang di tengah keterbatasan.
“Mereka juga pahlawan masa kini. Kita sering lupa bahwa perjuangan bisa dimulai dari hal kecil yang memberi manfaat besar,” katanya.
Ia menambahkan, peringatan Hari Pahlawan di Sumatera Barat sebaiknya juga menjadi momentum untuk memperkuat jati diri masyarakat Minangkabau yang terkenal dengan semangat gotong royong dan kemandirian.
Menurut Rahmat, dua nilai itu telah menjadi fondasi bagi masyarakat Sumbar dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Kalau semangat gotong royong itu kita rawat, saya yakin Sumbar akan tetap menjadi daerah yang tangguh dan berdaya saing,” katanya.
Rahmat berharap agar peringatan Hari Pahlawan tahun ini dapat menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air di tengah menurunnya kepedulian sosial akibat arus digitalisasi.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





